Ahad, 22 Mei 2011

Dua Perintah Nabi Agar Bergaul Dengan Ulama



Nabi SAW bersabda:
Hendaknya kalian duduk bersama ulama dan mendengarkan perkataan hukama’ (orang bijak), kerana sesungguhnya Allah ta’ala menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah sebagaimana menghidupkan bumi yang mati dengan air hujan.”

Dalam riwayat Thabarani dari Abu Hanifah disebutkan :
Duduklah bersama kubara’ (ulama besar) dan bertanyalah kepada para ulama serta bergaullah dengan para hukama’ (orang bijak).”

Dalam riwayat lain dikatakan:
Duduklah bersama ulama dan bergaullah dengan para hukama’ serta akrabilah kubara’.”
Pada dasarnya ulama itu terbahagi menjadi tiga kelompok:
1.       Ulama yang sangat menguasai dan memahami hukum-hukum Allah.
Ulama seperti ini disebut dengan ash-habul fatwa, iaitu ulama yang banyak mengeluarkan fatwa.

2.       Ulama yang sangat dalam kemampuannya tentang ma’rifat kepada dzat Allah.
Ulama seperti ini disebut hukama’. Golongan ulama ini sentiasa memberatkan pada perbaikan tingkah laku dan akhlak, baik untuk diri sendiri maupun umatnya. Demikian itu kerana hati mereka selalu tersinari dengan cahaya keagungan Allah.

3.       Ulama-ulama besar yang disebut dengan kubara’.
Ulama seperti ini sentiasa melakukan hal-hal yang terpuji untuk kepentingan makhluk Allah, terutama ahli ibadah.

Disebutkan dalam suatu kisah bahawa Imam Suhrawardi pernah mengelilingi sebahagian masjid Khaif di daerah Mina. Ia memandang wajah para hadirin yang ada satu per satu. Ketika ditanyakan tentang sikapnya itu ia menjawab : “Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah terdapat orang-orang tertentu yang jika seseorang memandang mereka, mereka dapat memberikan kebahagian kepadanya, dan aku sekarang sedang mencarinya.” 

Rasulullah SAW bersabda :
Akan datang suatu masa kepada umatku di mana mereka lari dari para ulama’ dan fuqaha’, maka Allah akan menurunkan tiga macam musibah kepada mereka iaitu 1) Allah menghilangkan berkah dari rezeki mereka, 2) Allah menjadikan penguasa yang zalim untuk mereka, 3) Allah mengeluarkan mereka dari dunia ini tanpa membawa iman.”

Sumber rujukan :
Nashaihul Ibad (Nasihat-nasihat untuk Para Hamba menjadi Santun & Bijak) Imam Nawawi Al-Bantani

Tiada ulasan:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...