Bulan Dzulhijjah adalah bulan yang mulia, salah satu dari bulan haram (suci) dimana amal ibadah di bulan ini pahalanya dilipatgandakan. Dan bulan ini juga merupakan bulan pelaksanaan ibadah haji. Jutaan umat Islam berkumpul di tanah suci untuk menunaikan panggilan Allah melaksanakan rukun Islam yang kelima. Kemuliaan bulan Dzulhijjah, khususnya pada sepuluh hari pertama telah diabadikan dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
وَالْفَجْرِ {1} وَلَيَالٍ عَشْرٍ {2} وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ {3} وَاللَّيْلِ إِذَا يَسْرِ
“Demi fajar, Dan malam yang sepuluh, Dan yang genap dan yang ganjil, Dan malam bila berlalu” (QS Al-Fajr 1-4)
Allah
SWT. bersumpah dengan 5 makhluk-Nya, bersumpah dengan waktu fajar,
malam yang sepuluh, yang genap, yang ganjil dan malam ketika berlalu.
Dan para ulama tafsir seperti, Ibnu Abbas ra, Ibnu Zubair ra, Mujahid
ra, As-Sudy ra, Al-Kalby ra menafsirkan maksud malam yang sepuluh
adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Allah bersumpah dengan
sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah karena keutamaan beribadah pada
hari tersebut, sebagaimana hadits Rasul saw:
عَنْ
ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى
اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ قَالُوا يَا
رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلَا
الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ
فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ.
Dari
Ibnu Abbas ra berkata, Rasulullah saw. bersabda, ”Tiada hari dimana
amal shalih lebih dicintai Allah melebihi hari-hari ini –yaitu sepuluh
hari pertama Zhulhijjjah.“ Sahabat bertanya, ”Ya Rasulallah saw, tidak
juga jika dibandingkan dengan jihad di jalan Allah?“ Rasul saw.
menjawab, ”Tidak juga dengan jihad, kecuali seorang yang berjihad dengan
jiwa dan hartanya serta tidak kembali (gugur sebagai syahid).” (HR
Bukhari)
5 AMAL SHALIH DI SEPULUH HARI PERTAMA DZULHIJJAH
1.Takbir, Tahlil dan Tahmid
عن
ابن عمر قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "ما من أيام أفضل عند
الله ولا أحب إليه العمل فيهن من أيام العشر، فأكثروا فيهن من التهليل
والتكبير والتحميد".
Dari
Ibnu Abbas berkata, Rasulullah saw. bersabda, ”Tiada hari-hari dimana
amal shalih paling utama disisi Allah dan paling dicintai-Nya melebihi
sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Perbanyaklah pada hari itu dengan
Tahlil, Takbir dan Tahmid.” (HR Ahmad dan Al-Baihaqi) Berkata imam
al-Bukhari, ”Ibnu Umar ra. dan Abu Hurairah ra pada hari sepuluh pertama
Dzulhijjah pergi ke pasar bertakbir dan manusia mengikuti takbir
keduanya.”
2.Puasa sunnah, khususnya puasa sunnah ‘Arafah
عن
أبي قتادة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قالَ : سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ
عَرَفَةَ؟ فَقَالَ: "يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ
Dari
Abu Qatadah ra berkata, Rasulullah saw. ditanya tentang puasa hari
‘Arafah? Rasul saw menjawab, ”Menghapuskan dosa setahun yang lalu dan
setahun yang akan datang.” (HR Muslim)
3.Memperbanyak
amal ibadah, karena pahalanya dilipatgandakan, seperti shalat, dzikir,
takbir, tahlil, tahmid, shalawat, puasa infak, dan lain lain.
وعن
جابر رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال أفضل أيام الدنيا
العشر يعني عشر ذي الحجة قيل ولا مثلهن في سبيل الله قال ولا مثلهن في سبيل
الله إلا رجل عفر وجهه بالتراب
Dari
Jabir ra bahwa Rasulullah saw. bersabda, ”Sebaik-baiknya hari dunia
adalah sepuluh hari pertama Dzulhijjah.” Ditanya, “Apakah jihad di
jalan Allah tidak sebaik itu?” Rasul saw. menjawab, ”Tidak akan sama
jika dibandingkan dengan jihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang
menaburkan wajahnya dengan debu (gugur sebagai syahid).” (HR Al-Bazzar
dengan sanad yang hasan dan Abu Ya’la dengan sanad yang shahih)
4.Shalat ‘Idul Adha, mendengarkan khutbah dan berqurban pada Hari Nahr (10 Dzulhijjah). Allah Ta’ala berfirman:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka Dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.” (QS al-Kautsr 2)
Di
antara makna perintah shalat disini adalah shalat Idul Adha. Berkata
Ar-Rabi’, “Jika engkau selesai shalat di hari Idul Adha, maka
berkurbanlah.” Rasulullah bersabda:
عَنْ
أَبِي سَعِيدٍ قَالَ: { كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -
يَخْرُجُ يَوْمَ اَلْفِطْرِ وَالْأَضْحَى إِلَى اَلْمُصَلَّى, وَأَوَّلُ
شَيْءٍ يَبْدَأُ بِهِ اَلصَّلَاةُ, ثُمَّ يَنْصَرِفُ فَيَقُومُ مُقَابِلَ
اَلنَّاسِ -وَالنَّاسُ عَلَى صُفُوفِهِمْ- فَيَعِظُهُمْ وَيَأْمُرُهُمْ }
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari
Abu Said berkata, “Rasulullah saw. keluar di hari Idul Fitri dan Idul
Adha ke tempat sholat. Yang pertama dilakukan adalah shalat, kemudian
menghadap manusia –sedang mereka tetap pada shafnya- Rasul saw
berkhutbah memberi nasehat dan menyuruh mereka.” (Muttafaqun ‘alaihi.
وَعَنْ
أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ أُمِرْنَا أَنْ نُخْرِجَ اَلْعَوَاتِقَ,
وَالْحُيَّضَ فِي الْعِيدَيْنِ; يَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ
اَلْمُسْلِمِينَ, وَيَعْتَزِلُ اَلْحُيَّضُ اَلْمُصَلَّى مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ
Dari
Ummi ‘Athiyah berkata, ”Kami diperintahkan agar wanita yang bersih dan
yang sedang haidh keluar pada Dua Hari Raya, hadir menyaksikan kebaikan
dan khutbah umat Islam dan orang yang berhaidh harus menjauhi tempat
sholat.” (Muttafaqun ‘alaihi)
5.Takbir dan berkurban di Hari Tasyriq
وَاذْكُرُواْ اللّهَ فِي أَيَّامٍ مَّعْدُودَاتٍ
“Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang.” (QS Al-Baqarah) Para ulama sepakat bahwa beberapa hari berbilang adalah hari Tasyriq, yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.
Imam
Al-Bukhari memasukan hari Tasyriq pada hari sepuluh pertama Dzulhijjah,
dan memiliki keutamaan yang sama sebagaimana disebutkan dalam hadits di
atas. Imam Ibnu Hajar Al-‘Asqalani memberikan komentar dalam kitabnya
Fathul Bari: pertama, bahwa kemuliaan hari Tasyriq mengiringi kemuliaan
Ayyamul ‘Asyr; kedua, keduanya terkait dengan amal ibadah haji; ketiga,
bahwa sebagian hari Tasyriq adalah sebagian hari ‘Ayyamul ‘Asyr yaitu
hari raya Idul Adha.
Pada hari Tasyriq juga masih disunnahkan untuk berkurban. Rasulullah saw. bersabda,
وكل أيام التشريق ذبح
“Seluruh hari Tasyriq adalah hari penyembelihan (kurban).” (HR Ahmad)